Wednesday 19 November 2008

Pengantian Alat Kelamin

Akhir-akhir ini banyak isu yang kontrafersi mengenai mengenai operasi pengantian alat kelamin yang kebanyakan dilakukan oleh sekelompok manusia, dengan berbagai alasan mereka berdalih untuk memperkuat idiologinya. Akan tetapi kalo kita lihat dari sudut pandang sosial hal seperti ini itu tidak wajar. Apalagi kalo dilihat dari sudut pandang agama hal ini sudah pasti dilarang.
Mengenai hukum pengantian kelamin didalam Islam itu sangat dilarang, seperti apa yang telah terkandung didalam Al-Qur’an; “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujurat 49:13)
Dari keterangan ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa “Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan” adalah bahwa kodrat laki-laki tidak bisa diubah menjadi perempuan atau sebaliknya. Jadi, kalau kita ditakdirkan menjadi laki-laki, haram diubah menjadi perempuan, demikian pula sebaliknya.
Pada dasarnya penciptaan manusia, dan juga makhluk lain berdasarkan jenis kelamin pria atau wanita merupakan rahasia Allah. Sehingga kita perlu menegaskan kembali bahwa dalam jenis kelamin yang secara prinsip benar dalam kemahlukan adalah pria dan wanita. Bukan diantara wanita dengan laki-laki seperti banci atau waria. Gejala yang terjadi sekarang ini di mana banci, waria, homoseksualisme, lesbianisme ingin diangap sebagi suatu yang normal atau wajar. Perlu diluruskan kembali, mengenai penyimpangan dan penyakit perlu adanya penyembuhan kembali.
Manusia secara jasmani diciptakan dengan alat dan jenis kelamin yang berbeda. Seharusnya akan menumbuhkan konsekuwensi ruhani yakni kepribadian yang berbeda pula. Pria dan wanita tak sekedar beda dalam jasmani saja melainkan mental spiritual, perbedaan kadar otonomi serta perbedaan tanggung jawab. Pria dan wanita buka berlawanan tetapi berpasangan dalam rangka menunjang tugas kemanusian itu sendiri.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa operasi pengubahan kelamin termasuk mengubah kejadian yang telah dikehendaki Allah sejak semuala. Yaitu menjadi laki-laki atau perempuan. Mengubah kejadian termasuk perbuatan setan. Sebab ketika setan menerima laknat Allah karena durhaka menolak untuk sujud kepada Adam, dia menyatakan akan menggoda manusia agar sesat, agar mereka berangan-angan kosong, agar mereka memotong telinga ternak mereka untuk persembahan berhala, dan agar mereka mengubah ciptaan Allah Firman Allah dalam surat An nisya’ ayat 118-119. dengan demikian dapat disimpulkan dari dasar hukum tersebut bahwa operasi pengantian alat kelamin itu hukumnya haram karena sudah mengubah sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah.
Mengenai operasi pengantian alat kelamin dalam ilmu kedokteran itu ada tiga;
Yang pertama ; Operasi perbaikan atau penyempurnaan kelamin yang dilakukan terhadap orang yang sejak lahir memiliki cacat kelamin, seperti penis atau vagina yang tidak berlubang. Kedua; Operasi pembuangan salah satu dari kelamin ganda yang dilakukan terhadap orang yang sejak lahir memiliki dua jenis kelamin (penis dan vagina). Ketiga; Operasi penggantian jenis kelamin yang dilakukan terhadap orang yang sejak lahir memiliki kelamin normal.

Mencermati tiga bentuk operasi kelamin yang disebutkan di atas, kita bisa memastikan bahwa jenis operasi kelamin pertama dan kedua, yaitu opreasi kelamin dengan tujuan untuk memperbaiki kelamin yang cacat atau kelamin ganda, hukumnya mubah (boleh) bahkan dianjurkan karena dikategorikan sebagai pengobatan, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut. Diceritakan bahwa seorang Arab Badui mendatangi Rasulullah saw. seraya bertanya, Apakah kita harus berobat? Rasulullah menjawab, Ya hamba Allah, berobatlah kamu, sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan juga (menentukan) obatnya, kecuali untuk satu penyakit, yaitu “penyakit tua.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad) Sedangkan jenis operasi kelamin yang ketiga, yaitu operasi yang tujuannya bukan untuk pengobatan, tapi sekedar mengikuti nafsu merasa sudah bosan menjadi laki-laki, akhirnya kelaminnya dioperasi jadi perempuan atau sebaliknya, atau bisa juga dilakukan untuk menarik perhatian publik (bikin sensasi), hukumnya haram.

Sunday 16 November 2008

PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Pengembangan Profesi, adalah kegiatan guru dalam rangka pengalaman ilmu dan pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk peningkatan mutu baik bagi proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan dan kebudayaan.
Macam kegiatan guru yang termasuk kegiatan Pengembangan Profesi adalah :
1. Melaksanakan kegiatan karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan
2. Menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan
3. Membuat alat pelajaran / peraga atau alat bimbingan
4. Menciptakan karya seni
5. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum
Macam-macam karya tulis / karya ilmiah di bidang pendidikan
Karya tulis ilmiah di bidang pendidikan terdiri dari :
1. Karya (tulis) ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survey, dan atau evaluasi di bidang pendidikan.
2. Karya tulis atau makalah yang berisi tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan.
3. Tulisan ilmiah popular di bidang pendidikan dan kebudayaan yang disebarluaskan melalui media masa.
4. Prasaran yang berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah (pemakalah).
5. Buku pelajaran atau modul.
6. Diktat pelajaran.
7. Karya penerjemahan buku pelajaran / karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan.

JENIS – JENIS SOFTWARE

Software computer terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Software Aplikasi
Software ini melakukan pekerjaan pemrosesan informasi bagi Pemakai Akhir. Software ini dibagi menjadi 2 yaitu, Program Aplikasi Umum dan Program Aplikasi Khusus.

2. Software Sistem
Software ini mengelola dan mendukung Operasi Sistem serta Jaringan Komputer. Software ini dibagi menjadi 2 yaitu, Program Manajemen Sistem dan Program Pengembangan Sistem.


SOFTWARE APLIKASI BISNIS

Sofware khusus tersedia untuk mendukung aplikasi khusus para pemakai akhir dalam bisnis dan bidang lainnya. Contohnya, software aplikasi bisnis mendukung perekayasaan ulang dan otomatisasi proses bisnis dengan aplikasi e-business strategis seperti manajemen hubungan pelanggan, enterprise resource planning dan manajemen rantai pasokan.





SOFTWARE SUITE dan PAKET TERINTEGRASI

Software aplikasi yang terkenal dengan melihat pada berbagai software Suite. Ini dilakukan karena software produktivitas yang paling banyak sebagai software suite seperti Microsoft Office, Lotus Smart Suite, Corel Word Perfect Office, Star Office dari Sun. Sebuah software suite berbiaya jauh lebih murah daripada biaya total pembelian software-software di dalamnya secara terpisah.Kelebihan lainnya adalah program – programnya didesain bekerja bersama tanpa melihat dan mengimpor file dengan mudah, tidak peduli program apa yang sedang anda gunakan pada saat itu.

UPAYA PEMASARAN JASA PENDIDIKAN

Pendidikan diharapkan sebagai proses latihan memanusiakan manusia dan juga peserta didik mampu mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi dan memecahkan semua permasalahan yang akan dihadapi didalam kehidupanya.
Pemasaran yaitu proses menawarkan kepada masyarakat, mengenai kwalitas yang dimiliki sebuah lembaga pendidikan yang sesuai dengan apa yang di inginkan oleh masyarakat tertentu.
1. Konsep dasar pemasaran jasa pendidikan.
 Kebutuhan yaitu suatu keadaan dimana seseorang merasa kehilangan sesuatu.
 Permintaan adalah keinginan manusia yang didukung daya beli. Supaya masyarakat bisa tertarik dengan lembaga pendidikan yang kita kelola, maka kita harus mampu untuk memenuhi permintaan-permintaan yang di inginkan oleh masyarakat.
 Produk segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada masyarakat untuk mendapatkan perhatian. Lembaga pendidikan harus mampu untuk mencetak peserta didiknya, yang mempunyai kwalitas tinggi sehingga bisa dibutuhkan dan dicari-cari oleh semua pihak yang terkait.
2. Pemasaran jasa pendidikan adalah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat, akan keberadaan sebuah lembaga pendidikan, yang mempunyai kwalitas.
3. Tujuan pemasaran jasa pendidikan adalah keandalan, daya tanggap, kepastian, empaty dan berwujud.
4. Fungsi dan konsep pemasaran yaitu meningkatkan kwalitas dan konsepnya adalah konsep produk, konsep produk atau jasa, konsep penjualan dan konsep pemasaran kemasyarakatan.
5. Rencana dan langkah pemasarannya adalah rencana tahunan, rencana jangka panjang dan rencana strategik. Langkah pemasaranya meliputi, identifikasi pasar,segmentasi pasar dan positioning,diferensial produk, dan komunikasi.
6. Cara untuk memasarkan jasa pendidikan diantaranya adalah melalui Iklan, Televisi, Koran, Brosur, dan juga Spanduk dan juga internet

Saturday 15 November 2008

Telaah Instrumen Evaluasi Validitas

Validitas merupakan salah satu ciri untuk menandai tes hasil belajar itu baik atau tidak. Dalam nenentukan suatu tes hasil belajar memiliki validitas atau ketepatan ukuran yang baik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui tes itu sendiri dan dari segi itemnya.
Secara garis besar ada dua macam validitas yaitu validitas logis dan validitas empiris

1. validitas logis yaitu suatu instrumen evaluasi yang menunjukkan pada kondisi, seperti sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Validitas logis tidak perlu diuji kondisinya tapi langsung diperoleh setelah instrumen tersebut selesai disusun. Validitas logis memiliki dua jenis yaitu validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct validity).
a. validitas isi (content validity) sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan . karena materi yang diberikan tertera di kurikulum.
b. validitas konstruk (construct validity). Yaitu apabila hasil tes tersebut ditinjau dari dari segi susunan, kerangka atau rekaanya dapat secara tepat mencerminkan kontrusi dalam teori psikologis dan butir-butir soal yang membangun tes tersebut benar-benar dapat dengan tepat telah mengukur aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. validitas empiris atau pengalaman yaitu validitas yang memerlukan pengujian penelaahan dari pengalaman. Contoh seseorang bisa dikatakan cerdas apabila orang tersebut telah menghasilkan banyak ide-ide baru yang berbeda dari yang lainya. Validitas ini juga mempunyai dua jenis validitas yaitu validitas prediktif (predictive validity) dan validitas konkuren (concuren validity)
a. validitas prediktif (predictive validity) suatu tes mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang misalnya tes masuk perguruan tinggi untuk memperkirakan kemampuan peserta tes dalam mengikuti kuliah mendatang.
b. validitas konkuren (concuren validity) suatu tes memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Karena pengalaman itu sesuatu yang telah lampau maka datanya sudah ada. misalnya seorang guru ingin apakah tes sumatif yang disusun sudah valida tau belum maka diperlukan alat banding masa lalu yang datanya sudah ada.

suatu tes dikatakan mempunyai jika hasilnya sesuai dengan kriterium artinya memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas alat ukur dengan menggunakan korelasi produk moment.

Perencanaan Materi Bahan Pelajaran

Materi pelajaran adalah komponen pembelajaran yang bersentuhan langsung dengan siswa sebagai peserta didik.
Adapun sumber bahan pelajaran bersumber dari dari individu (guru atau pengajar), bacaan (buku paket atau buku-buku bacaan pendukung) dan masyarakat. Masyarakat disini merupakan sumber bahan pelajaran yang sangat up to date.

Aspek-aspek materi pelajaran meliputi :

a) Konsep adalah suatu ide, gagasan atau suatu pengertian misalnya rukun islam dan rukun iman
b) Prinsip adalah suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir atau suatu petunjuk untuk berbuat atau melaksanakan sesuatu misalnya Allah pencipta langit dan bumi.
c) Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi atau telah dikerjakan misalnya peristiwa isro’ mi’roj nabi Muhammad Saw.
d) Proses adalah serangkaian perubahan, gerakan-gerakan perkembangan. Proses dapat terjadi secara sadar maupun tidak disadari misalnya praktek wudhu, praktek sholat.
e) Nilai adalah suatu pola, ukuran atau merupakan suatu tipe atau model misal hukum jual beli.
f) Ketrampilan adalah kemampuan berbuat sesuatu dengan baik.menulis huruf arab

Langkah-langkah pemilihan materi pelajaran
a. Mendalamim pokok-pokok bahasan dalam GBPP dan perananya dalam mencapai tujuan-tujuan kurikulum dan instruksional umum.
b. Mengkategorikan bahan-bahan pengajaran dalam satuan –satuan konseppengertian atau maslah yang dalam hal beberapa pokok bahasan bahan-bahan pengajaran saling berkai satu sama lain.
c. Menetapkan satuan-satuan konsep dan pengertian atau masalah sebagai satuan satuan bahasan.
d. Menetapkan perbandingan peranan antara berbagai satuan bahasan tersebut untuk menentukan alokasi waktu bagi setiap satuan.
Ada beberapa alternative dalam upaya meningkatkan penguasaan materi bagi guru antara lain sebagai berikut :
1. Melalui musywarah guru mata pelajaran.
2. Melalui buku sumber yang tersedia atau kegiatan mandiri.
3. Melalui ahli atau ilmuan yang bersangkutan
4. Melalui kursus pendalaman materi
5. Melalui pendidikan khusus.

Instrument Evaluasi Soal Tingkat Kesukaran, Daya Beda Dan Efektifitas Fungsi Distraktor

Menganalisi tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitanya, sehingga dapat diperoleh mana soal-soal yang termasuk sedang, mudah dan sukar.
Sedangkan yang dimaksud dengan soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Karena soal yang terlalu mudah tidak akan merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha untuk memecahkanya. Begitu juga sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menjadikan siswa untuk berputus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauanya.
Criteria indeks kesulitan atau kesukaran soal itu sebagai berikut :
1. Soal dengan P 1,00 sampai dengan 0,30 adalah soal sukar
2. Soal dengan P 0,30 sampai dengan 0,70 adalah soal sedang
3. Soal dengan P 0,70 sampai dengan 1,00 adalah soal mudah
Menganalisi daya pembeda artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesanggupan tes tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk dalam kategori lemah atau rendah dan kategori kuat atau tinggi prestasinya atau kemampuanya.
Tes dikatakan tidak memiliki daya pembeda apabila tes tersebut, jika diujikan anak yang berprestasi tinggi hasilnya rendah tetapi sebaliknya jika tes tersebut diujikan pada anak yang prestasinya rendah hasilnya tinggi atau diberikan kategori siswa tersebut tetapi hasilnya sama saja. Tes yang yidak memiliki daya beda tidak dapat menggambarkan atau menghasilkan gambaran hasil yang sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya.
Setiap tes pilihan ganda memiliki satu pertanyan dan beberapa pilihan jawaban. Diantara pilihan jawaban yang ada, hanya satu jawaban yang benar, selain jawaban yang benar itu terdapat jawaban yang salah. Jawaban yang slah itulah yang disebut sebagai Distraktor (pengecoh). Efektifitas distraktor adalah seberapa banyak pilihan yang salah tersebut dapat mengecoh para pesrta tes yang tidak mengetahui kunci jawaban yang tersedia. Semakin banyak peserta tes memilih distraktor maka distraktor tersebut menjalankan fungsinya dengan baik.
Distraktor dapat dilakukan dengan tiga cara :
a) Diterima, karena sudah baik
b) Ditolak, karena tidak baik
c) Ditulis kembali, karena kurang baik atau perlu disempurnakan lagi susunan katanya.

Friday 14 November 2008

Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan

PRINSIP-PRINSIP EVALUASI
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi menurut Suharsimi, yaitu adanya triangulasi –hubungan erat tiga komponen-, yaitu antara tujuan pembelajaran, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan evaluasi.
Begitu juga menurut Ngalim Purwanto, ia berpendapat bahwa hubungan antara proses belajar mengajar, tujuan, dan prosedur evaluasi saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dari yang lainnya.
Kemudian evaluasi juga harus mengacu kepada tujuan yang telah dirumuskan serta bertujuan untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Begitu juga dengan hubungan antara KBM dan evaluasi, yaitu dalam melakukan evaluasi harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM..
Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa KBM dan evaluasi sama-sama harus merujuk pada tujuan, tujuan juga menyesuaikan KBM serta dijadikan tolak ukur dalam melakukan evaluasi.
Mengenai prinsip-prinsip evaluasi Daryanto dan Suke Silvesius mempunyai pendapat yang sama, mereka menyatakan ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Menurut mereka, agar evaluasi dapat berjalan seperti yang diharapkan, maka prosedur evaluasi diikuti dan teknik evaluasi diterapkan dan dipadukan dengan prinsip-prinsip penunjangnya. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1. Keterpaduan
Yaitu keterpaduan antara tujuan instruksional, KBM (metode dan materi pengajaran) serta evaluasi (segi tiga Tyler). Ketiga unsur itu merupakan komponen integral yang tidak boleh dipisahkan.
2. Keterlibatan siswa
Prinsip ini berkaitan dengan metode belajar CBSA (cara belajar siswa aktif) yang menuntut siswa aktif dalam belajar. Evaluasi dibutuhkan untuk mengukur sampai mana keberhasilan siswa secara aktif. Koherensi
Maksudnya evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran dan sesuai dengan ranah kemampuan yang akan dinilai.
3. Pedagogis
Evaluasi diharapkan dapat dijadikan upaya perbaikan sikap atau tingkah laku dari sudut pandang pendidikan (pedagogis) selain sebagai alat penilai hasil. Evaluasi hendaknya dapat dijadikan reward (ganjaran) bagi yang berhasil dan menjadi punishment (hukuman) bagi yang kurang berhasil.
4. Akuntabilitas
Hasil evaluasi hendaknya menjadi laporan pertanggungjawaban yang akan disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dan keberhasilan pendidikan yang telah dicapai.

Macam-macam Evaluasi Penilaian Pendidikan

KARAKTERISTIK EVALUASI
Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa, apakah ia berhasil dalam proses belajaranya, untuk mengidentifikasi apakah dia termasuk pandai, sedang, atupun kurang pandai diantara siswa yang lain. Maka, diperlukan penilaian terhadap gejala yang tampak dan memancar dari kepandaian siswa bukan kepandaiannya yang diukur.
Ciri-ciri penilaian dalam pendidikan, antara lain adalah sebagai berikut :
a. Ciri pertama dari penilaian pendidikan, yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung. contoh dalam mengukur kepandaian dilakukan melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal-soal.
b. Ciri kedua dari penilaian pendidikan yaitu penggunaan ukuran kuantitatif. Penilaian bersifat kuantitatif artinya menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu diinterpretasikan kebentuk kualitatif.
c. Ciri ketiga dari penilaian pendidikan, yaitu bahwa penilaian pendidikan menggunakan, unit-unit atau satuan-satuan yang tetap, karena IQ 105 termasuk anak normal.anak yang lain hasil pengukuran IQ nya 80, menurut unik ukurannya termasuk anak dungu.
d. Ciri keempat dari penilaian pendidikan adalah bersifat relatif, artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu kewaktu yang lain.
e. Ciri kelima yaitu dalam penilaian pendidikan sering terjadi kesalahan-kesalahan. Adapun sumber kesalahan dapat di tinjau dari berbagai faktor, yaitu
1) Terletak pada alat ukurnya
2) Terletak pada orang yang melakukan penilaian
3) Terletak pada anak yang dinilai
4) Terletak pada situasi dimana penilaian berlangsung

unsur-unsur evaluasi pendidikan

RUANG LINGKUP EVALUASI PENDIDIKAN
Ada beberapa unsur yang termasuk dalam ruang lingkup evaluasi pendidikan, antara lain yaitu; subjek evaluasi, sasaran, dan instrumen atau alat evaluasi. Agar proses evaluasi dapat berjalan dengan baik, maka ketiga unsur ini harus saling dukung, serta memperhatikan prinsip-prinsip dalam evaluasi.
1. Subjek Evaluasi
Yang dimaksud subyek evaluasi adalah orang yang melakukan evaluasi (pelaku), dan evaluator ditentukan oleh aturan yang berlaku (Suharsimi Arikunto, 2007: 19). Contoh, dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa, subjek evaluasi adalah guru.
Suharsimi mengategorikan pelaksana evaluasi sebagai subjek evaluasi. Ada yang mengatakan subyek evaluasi adalah siswa, jadi yang menjadi obyeknya adalah seperti prestasi matematika, kemampuan membaca, dan lain-lain. Ada yang mengatakan lain lagi, yakni siswa sebagai obyek dan guru sebagai subjeknya.
2. Sasaran Evaluasi
Sasaran atau obyek evaluasi adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan, karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Sasaran penilaian menurut Suharsimi meliputi input, transformasi, dan out put.
a. Input, yaitu calon siswa sebagai pribadi yang utuh. Ada beberapa aspek penilaian yang bersifat rohani, yaitu kemampuan (attitude), kepribadian (personality), sikap (attitude), dan intelegensi (intelegence).
b. Transformasi, unsur-unsur yang termasuk dalam transformasi antara lain; kurikulum/ materi, metode, dan cara penilaian, Sarana pendidikan/media, sistem administrasi, serta guru dan personel lainnya.
c. Out put atau lulusan suatu sekolah dievaluasi untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program.
3. Alat evaluasi
Alat yaitu sesuatu yang digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan alat evaluasi yaitu sesuatu yang digunakan untuk mengevaluasi agar diperoleh hasil yang lebih baik. Alat evaluasi sering disebut sebagai instrumen evaluasi, cara menggunakan evaluasi disebut teknik evaluasi. Teknik tersebut ada dua macam, yaitu teknik tes dan non tes

unsur-unsur evaluasi pendidikan

RUANG LINGKUP EVALUASI PENDIDIKAN
Ada beberapa unsur yang termasuk dalam ruang lingkup evaluasi pendidikan, antara lain yaitu; subjek evaluasi, sasaran, dan instrumen atau alat evaluasi. Agar proses evaluasi dapat berjalan dengan baik, maka ketiga unsur ini harus saling dukung, serta memperhatikan prinsip-prinsip dalam evaluasi.
1. Subjek Evaluasi
Yang dimaksud subyek evaluasi adalah orang yang melakukan evaluasi (pelaku), dan evaluator ditentukan oleh aturan yang berlaku (Suharsimi Arikunto, 2007: 19). Contoh, dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa, subjek evaluasi adalah guru.
Suharsimi mengategorikan pelaksana evaluasi sebagai subjek evaluasi. Ada yang mengatakan subyek evaluasi adalah siswa, jadi yang menjadi obyeknya adalah seperti prestasi matematika, kemampuan membaca, dan lain-lain. Ada yang mengatakan lain lagi, yakni siswa sebagai obyek dan guru sebagai subjeknya.
2. Sasaran Evaluasi
Sasaran atau obyek evaluasi adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan, karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Sasaran penilaian menurut Suharsimi meliputi input, transformasi, dan out put.
a. Input, yaitu calon siswa sebagai pribadi yang utuh. Ada beberapa aspek penilaian yang bersifat rohani, yaitu kemampuan (attitude), kepribadian (personality), sikap (attitude), dan intelegensi (intelegence).
b. Transformasi, unsur-unsur yang termasuk dalam transformasi antara lain; kurikulum/ materi, metode, dan cara penilaian, Sarana pendidikan/media, sistem administrasi, serta guru dan personel lainnya.
c. Out put atau lulusan suatu sekolah dievaluasi untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program.
3. Alat evaluasi
Alat yaitu sesuatu yang digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan alat evaluasi yaitu sesuatu yang digunakan untuk mengevaluasi agar diperoleh hasil yang lebih baik. Alat evaluasi sering disebut sebagai instrumen evaluasi, cara menggunakan evaluasi disebut teknik evaluasi. Teknik tersebut ada dua macam, yaitu teknik tes dan non tes