Friday 14 November 2008

Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan

PRINSIP-PRINSIP EVALUASI
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi menurut Suharsimi, yaitu adanya triangulasi –hubungan erat tiga komponen-, yaitu antara tujuan pembelajaran, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan evaluasi.
Begitu juga menurut Ngalim Purwanto, ia berpendapat bahwa hubungan antara proses belajar mengajar, tujuan, dan prosedur evaluasi saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dari yang lainnya.
Kemudian evaluasi juga harus mengacu kepada tujuan yang telah dirumuskan serta bertujuan untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Begitu juga dengan hubungan antara KBM dan evaluasi, yaitu dalam melakukan evaluasi harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM..
Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa KBM dan evaluasi sama-sama harus merujuk pada tujuan, tujuan juga menyesuaikan KBM serta dijadikan tolak ukur dalam melakukan evaluasi.
Mengenai prinsip-prinsip evaluasi Daryanto dan Suke Silvesius mempunyai pendapat yang sama, mereka menyatakan ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Menurut mereka, agar evaluasi dapat berjalan seperti yang diharapkan, maka prosedur evaluasi diikuti dan teknik evaluasi diterapkan dan dipadukan dengan prinsip-prinsip penunjangnya. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1. Keterpaduan
Yaitu keterpaduan antara tujuan instruksional, KBM (metode dan materi pengajaran) serta evaluasi (segi tiga Tyler). Ketiga unsur itu merupakan komponen integral yang tidak boleh dipisahkan.
2. Keterlibatan siswa
Prinsip ini berkaitan dengan metode belajar CBSA (cara belajar siswa aktif) yang menuntut siswa aktif dalam belajar. Evaluasi dibutuhkan untuk mengukur sampai mana keberhasilan siswa secara aktif. Koherensi
Maksudnya evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran dan sesuai dengan ranah kemampuan yang akan dinilai.
3. Pedagogis
Evaluasi diharapkan dapat dijadikan upaya perbaikan sikap atau tingkah laku dari sudut pandang pendidikan (pedagogis) selain sebagai alat penilai hasil. Evaluasi hendaknya dapat dijadikan reward (ganjaran) bagi yang berhasil dan menjadi punishment (hukuman) bagi yang kurang berhasil.
4. Akuntabilitas
Hasil evaluasi hendaknya menjadi laporan pertanggungjawaban yang akan disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dan keberhasilan pendidikan yang telah dicapai.

Macam-macam Evaluasi Penilaian Pendidikan

KARAKTERISTIK EVALUASI
Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa, apakah ia berhasil dalam proses belajaranya, untuk mengidentifikasi apakah dia termasuk pandai, sedang, atupun kurang pandai diantara siswa yang lain. Maka, diperlukan penilaian terhadap gejala yang tampak dan memancar dari kepandaian siswa bukan kepandaiannya yang diukur.
Ciri-ciri penilaian dalam pendidikan, antara lain adalah sebagai berikut :
a. Ciri pertama dari penilaian pendidikan, yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung. contoh dalam mengukur kepandaian dilakukan melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal-soal.
b. Ciri kedua dari penilaian pendidikan yaitu penggunaan ukuran kuantitatif. Penilaian bersifat kuantitatif artinya menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu diinterpretasikan kebentuk kualitatif.
c. Ciri ketiga dari penilaian pendidikan, yaitu bahwa penilaian pendidikan menggunakan, unit-unit atau satuan-satuan yang tetap, karena IQ 105 termasuk anak normal.anak yang lain hasil pengukuran IQ nya 80, menurut unik ukurannya termasuk anak dungu.
d. Ciri keempat dari penilaian pendidikan adalah bersifat relatif, artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu kewaktu yang lain.
e. Ciri kelima yaitu dalam penilaian pendidikan sering terjadi kesalahan-kesalahan. Adapun sumber kesalahan dapat di tinjau dari berbagai faktor, yaitu
1) Terletak pada alat ukurnya
2) Terletak pada orang yang melakukan penilaian
3) Terletak pada anak yang dinilai
4) Terletak pada situasi dimana penilaian berlangsung

unsur-unsur evaluasi pendidikan

RUANG LINGKUP EVALUASI PENDIDIKAN
Ada beberapa unsur yang termasuk dalam ruang lingkup evaluasi pendidikan, antara lain yaitu; subjek evaluasi, sasaran, dan instrumen atau alat evaluasi. Agar proses evaluasi dapat berjalan dengan baik, maka ketiga unsur ini harus saling dukung, serta memperhatikan prinsip-prinsip dalam evaluasi.
1. Subjek Evaluasi
Yang dimaksud subyek evaluasi adalah orang yang melakukan evaluasi (pelaku), dan evaluator ditentukan oleh aturan yang berlaku (Suharsimi Arikunto, 2007: 19). Contoh, dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa, subjek evaluasi adalah guru.
Suharsimi mengategorikan pelaksana evaluasi sebagai subjek evaluasi. Ada yang mengatakan subyek evaluasi adalah siswa, jadi yang menjadi obyeknya adalah seperti prestasi matematika, kemampuan membaca, dan lain-lain. Ada yang mengatakan lain lagi, yakni siswa sebagai obyek dan guru sebagai subjeknya.
2. Sasaran Evaluasi
Sasaran atau obyek evaluasi adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan, karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Sasaran penilaian menurut Suharsimi meliputi input, transformasi, dan out put.
a. Input, yaitu calon siswa sebagai pribadi yang utuh. Ada beberapa aspek penilaian yang bersifat rohani, yaitu kemampuan (attitude), kepribadian (personality), sikap (attitude), dan intelegensi (intelegence).
b. Transformasi, unsur-unsur yang termasuk dalam transformasi antara lain; kurikulum/ materi, metode, dan cara penilaian, Sarana pendidikan/media, sistem administrasi, serta guru dan personel lainnya.
c. Out put atau lulusan suatu sekolah dievaluasi untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program.
3. Alat evaluasi
Alat yaitu sesuatu yang digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan alat evaluasi yaitu sesuatu yang digunakan untuk mengevaluasi agar diperoleh hasil yang lebih baik. Alat evaluasi sering disebut sebagai instrumen evaluasi, cara menggunakan evaluasi disebut teknik evaluasi. Teknik tersebut ada dua macam, yaitu teknik tes dan non tes

unsur-unsur evaluasi pendidikan

RUANG LINGKUP EVALUASI PENDIDIKAN
Ada beberapa unsur yang termasuk dalam ruang lingkup evaluasi pendidikan, antara lain yaitu; subjek evaluasi, sasaran, dan instrumen atau alat evaluasi. Agar proses evaluasi dapat berjalan dengan baik, maka ketiga unsur ini harus saling dukung, serta memperhatikan prinsip-prinsip dalam evaluasi.
1. Subjek Evaluasi
Yang dimaksud subyek evaluasi adalah orang yang melakukan evaluasi (pelaku), dan evaluator ditentukan oleh aturan yang berlaku (Suharsimi Arikunto, 2007: 19). Contoh, dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa, subjek evaluasi adalah guru.
Suharsimi mengategorikan pelaksana evaluasi sebagai subjek evaluasi. Ada yang mengatakan subyek evaluasi adalah siswa, jadi yang menjadi obyeknya adalah seperti prestasi matematika, kemampuan membaca, dan lain-lain. Ada yang mengatakan lain lagi, yakni siswa sebagai obyek dan guru sebagai subjeknya.
2. Sasaran Evaluasi
Sasaran atau obyek evaluasi adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan, karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Sasaran penilaian menurut Suharsimi meliputi input, transformasi, dan out put.
a. Input, yaitu calon siswa sebagai pribadi yang utuh. Ada beberapa aspek penilaian yang bersifat rohani, yaitu kemampuan (attitude), kepribadian (personality), sikap (attitude), dan intelegensi (intelegence).
b. Transformasi, unsur-unsur yang termasuk dalam transformasi antara lain; kurikulum/ materi, metode, dan cara penilaian, Sarana pendidikan/media, sistem administrasi, serta guru dan personel lainnya.
c. Out put atau lulusan suatu sekolah dievaluasi untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program.
3. Alat evaluasi
Alat yaitu sesuatu yang digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan alat evaluasi yaitu sesuatu yang digunakan untuk mengevaluasi agar diperoleh hasil yang lebih baik. Alat evaluasi sering disebut sebagai instrumen evaluasi, cara menggunakan evaluasi disebut teknik evaluasi. Teknik tersebut ada dua macam, yaitu teknik tes dan non tes